Prioritas
utama Kementerian Pendidikan Nasional tahun ini adalah tetap meneruskan
penuntasan wajib belajar (wajar) sembilan tahun. Aksesibilitas terhadap
pendidikan dasar bakal dibuka lebar. Dengan demikian.angka partisipasi
Kasar (APK) anak usia SD diharapkan terus bertambah.
Penuntasan
wajar sembilan tahun. menurut Mendiknas M. Nuh. merupakan bagian dari
implementasi jargon kementeriannya untuk meniadakan diskriminasi
pendidikan. "Semua akses untuk pendidikan akan dibuka. Pendidikan harus
terbuka lebar untuk anak di daerah terpencil sekalipun. Terbuka untuk
anak kurang mampu maupun anak-anak cacat," tegasnya.
Nuh
menyatakan, meski wajar sembilan tahun sejatinya telah selesai akhir
2008, masih ada daerah-daerah yang belum terjangkau. Daerah-daerah
itulah yang akan menjadi prioritas utama tahun ini. Misalnya. NTT,
Papua, maupun daerah tertinggal lainnya.
Sebagaimana
diketahui. Kementerian Pendidikan Nasional telah melampaui target yang
dicanangkan dalam konferensi Dhaka tentang penuntasan wajib belajar
sembilan tahun pada 2015. Yaitu, berhasil menuntaskannya pada 2008.
Kendati demikian, masih ada beberapa kabupaten/kota yang APK anak usia
SD-nya masih kurang dari 90 persen.
Dirjen
Mendikdasmen Suyanto menuturkan, biaya operasional sekolah (BOS) masih
menjadi andalan untuk merealisasikan wajar sembilan tahun. Kendati
anggaran BOS tahun ini tidak naik, program tersebut dinilai berhasil
menekan angka putus sekolah di berbagai daerah.
Suyanto
menyebutkan, nominal BOS tahun ini tetap sama. Hanya sasarannya yang
bertambah. Sasaran BOS untuk siswa SD adalah menjangkau 27.6 juta anak.
Jumlah tersebut naik daripada tahun lalu 27,1 juta siswa. Demikian pula,
sasaran untuk siswa SMP bertambah dari 9,4 juta siswa menjadi 9,6 juta.
"Kami terus menjangkau anak-anak kurang mampu." terang pejabat asal
Ngawi itu.
Bukan
hanya BOS. Pemerintah, kata Suyanto, juga memberi dana pendampingan.
Yaitu, beasiswa bagi siswa kurang mampu. Sasarannya adalah 1,7 juta
siswa SD; SMP (751.193); SMA (248.124); SMK (305.535); dan perguruan
tinggi (635.901).
"Dari
tahun ke tahun, beasiswa yang kami berikan terus dinaikkan. Intervensi
ini amat membantu menekan angka putus sekolah ."tuturnya. Suyanto
menengarai angka putus sekolah di Indonesia hanya 500 ribu anak. Dia
menuturkan, saat ini beberapa daerah mengejar pencapaian wajar 12 tahun.
Misalnya, Jawa Timur. Jawa Barat, DIJ, DKI Jakarta, serta Kalimantan
Timur. "Itu merupakan target yang baik. Tapi, saya mengimbau yang belum
tuntas sembilan tahun diselesaikan dulu. Sebab, penuntasan program ini
merupakan pemenuhan hak bagi masyarakat," ujarnya, (kit/iro)
SUMBER : http://bataviase.co.id/detailberita-10524275.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar