Jumat, 02 Desember 2011

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

  • Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue

  • Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

    1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
    2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
    3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
    4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
    5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
    6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
    7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
    8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
    9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
    10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

  • Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue

  • Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

  • Pengobatan Penyakit Demam Berdarah

  • Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

    Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
    - Paracetamol membantu menurunkan demam
    - Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
    - Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

    Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.

    • Pencegahan
    Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini.Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
    • Lingkungan
    Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
    • Biologis
    Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
    • Kimiawi
    Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.
    Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.

    Sabtu, 12 November 2011

    PENURUN DEMAM ALA DAUN KAPAS

    Cara Membuat:

    • Ambil Beberapa Daun Kapas yang masih muda/ompos
    • Ambil segelas Air putih (Hangat, atau dingin)
    • Kemudian peras-peras daun kapas di dalam air, sampai air berupah warna kehijauan dan bau daun kapas melekat
    • Saring air ke gelas lain untuk membuang kotoran
    Cara Pemakaian:
    • Ambillah sendok makan
    • Suruh Keluarga anda yang sakit untuk berbaring miring ke kanan
    • taruhlah air Kapas tersebut di telinga secukupnya menggunakan sendok tadi.
    • Tunggulah beberapa saat sekitar 5-10 menit, sampai air kapasnya sudah terasa panas
    • Kemudian berbaring kesebelah kiri, tuangkan air yang ada di telinga, begitu juga telinga yang sebelahnya.
    • Kemudian, uasapkanlah air kapas itu ke dahi atau ubun-ubun kepala dan di leher belakang
    • Kalau bisa minumlah sedikit air kapasnya, kemudian berdiamlah sebentar
    INSYAALLAH DEMAM AKAN SEGERA TURUN ...........
    SELAMAT MENCOBA, SEMOGA BERMANFAAT

    GOOD LUCK...........

    Jumat, 21 Oktober 2011

    Sukses Bertani dengan Pertanian Organik

    Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsipkesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
    Prinsip-prinsip Pertanian Organik
    · Prinsip Kesehatan
    Pertanian organik harus melestarikan
    dan meningkatkan kesehatan tanah,
    tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai
    satu kesatuan dan tak terpisahkan.
    · Prinsip Ekologi
    Pertanian organik harus didasarkan pada
    sistem dan siklus ekologi kehidupan.
    Bekerja, meniru dan berusaha memelihara
    sistem dan siklus ekologi kehidupan.
    · Prinsip Keadilan
    Pertanian organik harus membangun
    hubungan yang mampu menjamin
    keadilan terkait dengan lingkungan
    dan kesempatan hidup bersama.
    · Prinsip Keadilan
    Pertanian organik harus dikelola secara
    hati-hati dan bertanggung jawab
    untuk melindungi kesehatan dan
    kesejahteraan generasi sekarang dan
    mendatang serta lingkungan hidup.

    PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PEBIASAAN PERILAKU SEHARI-HARI DI SEKOLAH

    Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsapah Pancasila.

    Pembentukan karakter yang sesuai dengan budaya bangsa ini tidak semata-mata hanya dilakukan di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan di luar lingkungan sekolah. Akan tetapi juga dilakukan melalui kegiatan pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya.

    Melalui pembiasaan, bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat.

    Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia, oleh karena itu sekolah memiliki peranan yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah (school culture)

    Lembaga pendidikan (Sekolah) merupakan media yang yang digunakan oleh pemerintah untuk memberntuk karakter dan waak bangsa, tetapi pembentukan karakter bangsa di sekolah masih belum berjalan dengan baik, kurikulum kita masih banyak menggunakan kecerdasan otak (IQ) sebagai kompetensi utama dalam tujuan pencapaian pembelajaran anak, aspek afektif kurang begitu diperhatikan dalam evasluasi atau penilaian pendidikan anak disekolah.

    Kondisi –kondisi dimana pembiasaan diri dalam sikap dan perilaku anak yang mengarah pada pendidikan moral harus betul-betul dibentuk, karena lembaga pendidikan harus membuat suatu kondisi dimana anak didik akan mengikuti kondisi yang di bentuk oleh sekolah, sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan yang harus dilakukan oleh anak baik disekolah maupun dikehidupan sehari-hari dirumah. Misalnya kebiasaan dalam beribadah, kebiasaan dalam berpapasan dengan guru, kebiasaan dalam membersihkan lingkungan sekolah, kebiasaan dalam pembelajaran yang aktif, dan kebiasaan dalam bersosialisasi dengan teman, dll. Artinya sekolah harus membentuk kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang harus dilakukan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, keluarga, dan masyakat.

    Lebih jelasnya misalnya kebiasaan beribadah bisa kita lakukan dengan mewajibkan bagi anak didik dan guru untuk melakukan sholat dhuha pada istirahat pertama, mewajibkan bagi anak didik dan guru untuk sholat berjamaah, dll. Kebiasaan dalam bersosial misalnya, mengucapkan salam ketika berpapasan dengan teman dan guru, menjenguk teman atau guru yang sakit, dll.

    Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan yang harus ditanamkan pada anak didik yang dibentuk oleh sekolah, tergantung dari apa yang akan diprioritaskan oleh sekolah dalam mewujudkan generasi yang berkarakter.

    Yang harus diperhaitkan adalah, bahwa kebiasaan itu tidak akan pernah berhasil ketika kultur dan kebiasaan itu tidak dibentuk oleh sekolah dalam kondisi yang dinamis, artinya sekolah tidak hanya menuntut peserta didik untuk melakukan kebiasaan tersebut, tetapi kebiasaan tersebut butuh teladan dari guru atau tenaga pendidik yang mengajak peserta didik untuk mengikuti kondisi yang dibentuk oleh sekolah.

    Posyandu Bukan Hanya Untuk Timbang Badan Anak

    KOMPAS.com - Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu selama ini hanya akrab di telinga jika musim imunisasi tiba. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu juga biasanya hanya terbatas pada penimbangan badan anak serta pemberian makanan tambahan.

    Padahal, posyandu bisa menjadi ujung tombak pengentasan persoalan gizi dan peningkatan kesehatan anak karena posyandu mampu menyentuh sampai tingkat desa, bahkan rukun warga (RW). Namun, dalam beberapa tahun terakhir posyandu seperti mati suri.

    "Revitalisasi Posyandu sudah dilakukan sejak tahun 1999. Tetapi apakah ada bukti keberhasilannya? Dengan kondisi yang serba terbatas dan anggaran yang cuma Rp 800.000 per tahun kualitas posyandu pun serba seadanya," papar Ali Khomsan, Guru Besar dari Departemen Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor di sela acara peresmian Gebyar Posyandu Peduli TAT 2012 di Bekasi, Jawa Barat.

    Upaya peningkatan peran posyandu, antara lain diinisiasi oleh PT. Nestle Indonesia melalui program Posyandu Peduli Tumbuh-Aktif-Tanggap sejak tahun 2008. Bekerja sama dengan para pakar di bidang gizi dan juga perkembangan psikososial anak, dibuatlah pedoman bagi para kader posyandu sebagai bekal pemantauan tumbuh kembang anak.

    "Informasi tentang gizi penting untuk ditingkatkan. Melalui program pelatihan kader diharapkan para kader akan lebih percaya diri dalam memberikan konseling mengenai gizi kepada para ibu," paparnya.

    Menurut Pritha, marketing manager Growing Up Milk PT. Nestle Indonesia, dalam program posyandu TAT ini, masyarakat yang datang ke posyandu tidak sekedar melakukan timbang badan saja tetapi juga akan diberikan pemantauan tumbuh kembang.

    "Selain ditimbang berat badan, juga diukur tinggi badan dan lingkar kepalanya. Kemampuan kognitif dan psikososial anak juga akan dipantau apakah sudah sesuai dengan milestone tumbuh kembangnya," paparnya.

    Berbekal ikhlas

    Peran Posyandu dalam pengentasan gizi, menurut Ali Khomsan, sangatlah vital. "Pada tahun 1994 kita berhasil bebas dari kekurangan vitamin A pada balita berkat Posyandu," paparnya.

    Meski demikian, ternyata di banyak daerah Posyandu belum dianggap penting oleh birokrat. "Kesadaran para birokrat di daerah terhadap gizi masih kurang. Salah satu indikasinya adalah anggaran untuk program pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dihapuskan," paparnya.

    Selain itu Posyandu sendiri juga kekurangan kader. Susilawati Subekti, salah satu ketua PKK Pusat, mengatakan bahwa kader posyandu adalah orang-orang yang berbekal ikhlas. "Meski tidak digaji mereka rela berkiprah menjadi kader," paparnya dalam kesempatan yang sama.

    Program Posyandu Peduli TAT sendiri diharapkan juga akan meningkatkan kunjungan masyarakat ke Posyandu. Menurut data kunjungan Posyandu, dalam sebulan rata-rata hanya 60 persen dari jumlah seluruh balita yang rutin datang ke posyandu.

    Alasannya bermacam-macam, ada yang karena ibunya bekerja, rumahnya jauh, atau hanya karena malas antre. Padahal, seandainya mereka rutin membawa anaknya ke posyandu pemahaman dan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak bisa ditingkatkan.

    "Saat ini, WHO menyoroti pentingnya gizi dan stimulasi dalam 1.000 hari pertama usia anak. Karena kerusakan otak yang terjadi di usia ini tidak bisa diperbaiki. Melalui posyandu, kita bisa meningkatkan kualitas generasi mendatang," pungkasnya.

    Sabtu, 15 Oktober 2011

    KEGIATAN POKON PELAYANAN POSYANDU

    POSYANDU (pos pelayanan terpadu) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita. Jadi posyandu adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
    Mengingat makna posyandu itu, maka upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) pada pokoknya meliputi kegiatan utama dan pengembangan atau pilihan, antaralain :
    1. Kegiatan Utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :
    • Kesehatan Ibu dan Anak
    • Keluarga Berencana
    • Imunisasi
    • Gizi
    • Pencegahan dan Penanggulangan Diare
    2. Kegiatan Pengembangan atau Pilihan, dapat menambah kegiatan baru posyandu, disamping lima kegiatan utama baru tersebut, misalnya :
    • Bina Keluarga Balita (BKB)
    • Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Demam Berdarah (DBD), Gizi Buruk, Polio, Campak, Tetanus Neonatorum.
    • Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
    • Kegiatan ekonomi produktif : usaha peningkatan pendapatan keluarga, usaha simpan pinjam
    • Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
    Melihat cukup banyak juga jenis pelayanan di posyandu, maka peran serta masyarakat melalui kerjasama terpadu dengan kader kesehatan dan petugas puskesmas, sangat menentukan keberhasilan kesinambungan kegiatan di posyandu.
    Ayo..datanglah dengan rutin  mengajak bayi, balita dan ibu hamil, pasangan usia subur, minimal sekali setiap bulan ke posyandu, agar fungsi pelayanannya berjalan secara optimal.

    REVITALISASI PERAN DAN FUNGSI POSYANDU SEBAGAI GARDA TERDEPAN PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT



    Fungsi utama Posyandu adalah sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk masyarakat. Namun dalam perkembangannya, peran Posyandu yang begitu strategis, pada sekitar tahun 2000 menunjukkan adanya fenomena penurunan fungsi dan perannya di masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kecenderungan penurunan angka kunjungan masyarakat ke Posyandu serta drop out kader Posyandu di beberapa Posyandu, sedangkan untuk mencari kader baru sangatlah sulit (Soekirman, 2001).
    Permasalahan yang dikaji adalah : a. Bagaimana peran Institusi Pembina Posyandu terhadap eksistensi dan pelaksanaan kegiatan Posyandu ?, b. Bagaimana upaya Posyandu dalam mengatasi kendala masalah di bidang organisasi dan majemen, ketenagaan, program, sarana dan bidang pembiayaan?, c. Bagaimana upaya posyandu dalam menjalin kemitraan dengan dunia usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Dinas/Instansi terkait dalam penyelenggaraan dan pembiayaan ?
    Penelitian bertujuan :
    1.    Mengetahui peran institusi Pembina Posyandu terhadap eksistensi dan pelaksanaan kegiatan Posyandu.
    2.    Mengetahui persepsi masyarakat tentang peran posyandu dalam kegiatan pelayanan kesehatan di masyarakat.
    3.    Mengalisis strategi yang tepat dan sesuai dalam upaya meningkatan peran posyandu.
    Metode penelitian berupa observasional yang pengamatannya dilakukan secara cross sectional. Data kualitantif yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan data kualitatif akan disajikan secara naratif. Penelitian dilakukan di 4 (empat) kabupaten di Jawa Timur, yaitu : Kabupaten Lamongan, Lumajang, Malang dan Pamekasan.
    Kesimpulan penelitian sebagai berikut :
    1.    Susunan organisasi di beberapa daerah masih belum mengacu pada LPP Desa. Unsur yang berperan dalam pengelolaan Posyandu adalah bidan desa,Tim Penggerak PKK Desa dan Kader Yang telah terkoordinasi dengan baik.
    2.    Keterbatasan dana merupakan permasalahan yang umum, upaya yang telah dilaksanakan adalah penggalian dana dari masyarakat dan dana sukarela dari beberapa donatur.
    3.    Hampir semua Posyandu belum menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan LSM.
    Rekomendasi :
    1.    Untuk lebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat, perlu komitmen kuat dari Pemda  dan penyediaan sarana yang menunjang kegiatan Pokjanal.
    2.    Untuk meningkatkan meningkatkan LPP Desa, perlu dialokasikan anggaran khusus  melalui RAPB Desa.
    3.    Untuk lebih meningkatkan pelayanan, hendaknya pemenuhan sarana kegiatan Posyandu didasarkan pada usulan kebutuhan sarana dari Posyandu itu sendiri.
    4.    Sosialisasi dan himbauan untuk menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LSM maupun instansi terkait  perlu dilakukan oleh Pembina Posyandu di semua jenjang.

    Kamis, 22 September 2011

    PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN SAPI


              Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha budidaya ternak (sapi) menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa pakan ternak seperti potongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan sejenisnya. Selama ini pemanfaatan pupuk organik dimaksud langsung digunakan untuk pemupukan, tanpa melalui proses pengolahan. Kondisi ini dimungkinkan terjadi mengingat antara lain: tidak disadarinya manfaat dan fungsi pengolahan kotoran sapi, kurangnya pengetahuan proses pembuatan pupuk organik secara sederhana dan cepat, kurangnya pemahaman mengenai nilai tambah pupuk organik dari kotoran ternak dan kurangnya pemahaman para peternak khususnya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan oleh kotoran ternak.
                            Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat serta

    memberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakan bantuan bakteri Romino Bacillus.

     Bahan dan Alat yang Digunakan
              1. Bahan :
    Ø  Kotoran sapi yang sudah kering dengan kadar air 15 – 85 %
    Ø  Sampah organik berupa sisa - sisa pakan sapi 10 %
    Ø  Air
    Ø  Larutan Bacillus
    Ø  Dolomit / kapur gamping
    Ø  Gula pasir
          2. Alat – alat yang digunakan :
    Ø  Sekop untuk mencampur atau membalikkan kotoran sapi
    Ø  Ember untuk membuat larutan Bacillus
    Ø  Penutup (plastik, karung goni, alang – alang, dan sejenisnya)
      
    Tahapan Pembuatan
    1.     Persiapkan tempat yang terhindar dari matahari langsung.
    2.    Buat larutan Bacillus dengan perbandingan 2 liter air ditambah 5 sendok makan Bacillus.

    Cara kerja :
    a)   Aduk kotoran sapi supaya tidak menggumpal atau jika ada sisa – sisa pakan agar tercampur
    b)  Tiriskan atau semprot larutan Bacillus sambil diaduk sedikit demi sedikit sampai betul – betul rata
    c)   Pemberian larutan Bacillus dihentikan bila adonan diatas sudah cukup baik / merata, dengan ciri tidak adanya lelehan air jika adonan dikepal dengan tangan
    d)   Tutup rapat dengan alat penutup, agar tidak kena sinar matahari langsung
    e)   Setelah 3 hari adonan dibongkar dan diaduk – aduk sambil ditambahkan lagi larutan Bacillus sampai mencukupi (sama seperti di atas). Hal yang sama dilakukan sampai umur 2 minggu
    f)   Setelah tenggang waktu 2 minggu ditutup kembali dan ditunggu sampai umur 3 minggu
    g)   Umur 3 minggu siap dibongkar kembali sambil diaduk – aduk dengan maksud diangin – anginkan sambil diberi kapur secara merata untuk selanjutnya pupuk siap digunakan.

     Manfaat dan Keuntungan Pembuatan Pupuk Organik Padat
    1.    Merupakan salah satu alternatif di dalam mencegah pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap ternak dan lingkungannya. Dengan demikian, merupakan bagian dari upaya menciptakan usaha peternakan yang berwawasan lingkungan.
    2.   Dari segi ekonomis dapat memberikan peningkatan pendapatan secara langsung dari pupuk bagi petani beserta keluarganya.
    3.  Dapat memberikan nilai tambah dari unsur hara yang terkandung dan pada akhirnya diharapkan dapat memberikan peningkatan produksi pertanian serta kesuburan tanaman lainnya.
    4.  Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat petani yang berada di pedesaan.
    5.  Dalam jangka panjang diharapkan akan dapat memperbaiki tekstur, struktur dan unsur biota tanah.

    Rabu, 14 September 2011

    KEGIATAN

    UPACARA HUT RI KE-66 DESA JULUK KEC. SARONGGI KAB. SUMENEP
    LOMBA-LOMBA PERAYAAN HUT RI KE-66